Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Lahir di Tanah Air Tercinta (Puisi)

Lahir di Tanah Air tercinta Lahir di Tanah Air tercinta Terukir senyuman yang menghiasi tiap sudut dunia Rasa damai menyelimuti tiap jawa dan raga Tenang kurasa, aman kurasa hidup di sini Oh, begitu indahnya tanah kelahiranku  Namun semua hanya sementara Tak kukira ukiran senyum perlahan hancur tak tersisa Rasa damai pergi menjauh begitu saja Di mana rasa tenang di hidupku? Di mana? Semua berubah sejak datangnya sosok penjajah Menginjakkan kaki dengan kejam Menindas tiap raga yang tak berdosa Mencuri ketenangan jiwa tiap daksa Memberikan bekas yang tak pernah pudar Dengan cucuran darah dan keringat, Daksamu rela menahan rasa sakit peluru dan tombak Engkau rela mengorbankan segalanya demi memperoleh kebebasan  Bangkitlah pejuang! bangkitlah! Engkaulah harapan negeri ini, tegakkan semangatmu! Negeri ini membutuhkanmu

Melangkah Lewat Kata (Cerita Pendek)

Melangkah Lewat Kata Maharba duduk diam di kamarnya yang tenang. Hanya ditemani denting jarum jam dan semilir angin sore dari jendela besar yang terbuka lebar. Di luar sana, pohon-pohon bergoyang, dan langit memerah seperti kanvas yang dilukis mentari. Semuanya itu indah, tapi baginya, itu hanyalah dunia yang hanya bisa dipandang dari balik kaca. Di usia 16 tahun, Maharba tak lagi melangkah keluar rumah. Bukan karena tak mau, tapi karena tak mampu. Sebuah kecelakaan mencuri langkahnya, hingga ia berakhir di sini, di sudut kamar yang menjadi saksi bisu, ditemani kursi rodanya yang setia. Di atas meja, tergeletak sebuah buku bersampul cokelat tua sedikit lusuh, namun masih terawat. Di pojok kanan bawah sampulnya, tertulis sebuah nama dengan tinta emas yang nyaris pudar: Adnan. Buku itu berisi lembaran-lembaran tebal dengan coretan tangan sang Ibu. Mulanya ia anggap remeh, hingga akhirnya menjadi jejak terakhir kehadiran Ibu dalam hidupnya, sebelum sang Ibu pergi untuk selamanya. Saat mal...